Kami Membantu Meyempurnakan Upah Haji dan Upah Umrah Orang Yang Anda Sayangi

  • Surah Ali Imran Ayat 97

    Maksudnya: Di situ ada tanda-tanda keterangan yang nyata (yang menunjukkan kemuliaannya; di antaranya ialah) Makam Nabi Ibrahim. Dan sesiapa yang masuk ke dalamnya aman tenteramlah dia. Dan Allah mewajibkan manusia mengerjakan ibadat Haji dengan mengunjungi Baitullah iaitu sesiapa yang mampu sampai kepadanya. Dan sesiapa yang kufur (ingkarkan kewajipan ibadat Haji itu), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak berhajatkan sesuatu pun) dari sekalian makhluk. (Surah Ali Imran: 97)
  • Kaabah
  • Masjidil Haram

     


 

Pengertian Badal Haji

Badal ertinya 'ganti ' , 'pengganti ', atau yang ' digantikan'. Oleh itu Badal Haji adalah 'menggantikan orang lain dalam melaksanakan ibadah haji kerana adanya halangan tertentu seperti penyakit ,usia tua (uzur) atau kematian bagi melaksanakan kesemua Rukun Islam. Seperti yang dimaksudkan dalam Surah Al-Imran ayat 97:

Surah Ali Imran Ayat 97

Maksudnya: " Disana terdapat ayat-ayat yang jelas dan ada makam Nabi Ibrahim,dan sesiapa yang memasuki nya amanlah dia.Hanya untuk Allahlah kewajipan haji atas manusia ,iaitu bagi sesiapa yang mampu melakukan perjalanan ; dan sesiapa yang kafir (engkar) sesungguhnya Allah Maha Kaya dari seluruh semesta alam."

 

Dalil Haji Badal (Upah Haji)

(Bagi Yang Uzur atau Telah Meninggal Dunia)
Barangsiapa yang mampu menyambut panggilan haji, kemudian kerana sakit atau lanjut usia tidak dapat melaksanakannya, maka dia diharuskan meminta orang lain untuk menghajikannya. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Fadl bin Abbas ra. Bahwa seorang wanita dari Bani Khats'am berkata, "Wahai Rasulullah saw.! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji kepada hamba-Nya, bapaku seorang yang sudah berumur, tidak mampu mengadakan perjalanan, apakah boleh aku menghajikannya?" Rasulullah saw. menjawab, "Boleh." Ini pendapat Imam Syafi'i, Imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah. Sementara Imam Malik berkata, "Tidak wajib."

Apabila seorang yang sakit setelah dihajikan sembuh, maka kewajiban hajinya tidak gugur. Yang bersangkutan wajib mengulanginya. Menurut Imam Ahmad kewajibannya telah gugur. Barangsiapa yang melaksanakan haji nazar sementara dia belum melaksanakan haji Islamnya, maka haji nazarnya itu dibalas sebagai haji Islam dan setelah itu ia harus menunaikan haji nazarnya. Barangsiapa yang meninggal dunia, belum malaksanakan haji Islam atau haji nazar, maka walinya wajib untuk menunaikan haji tersebut dengan biaya dari harta si mayit. Ini pendapat ulama Syafi'i dan Hambali.

Ulama Hanafi dan Maliki berpendapat, "Ahli waris tidak wajib menghajikan si mayit kecuali jika si mayit mewasiatkannya, maka ia dihajikan dengan biaya tidak lebih dari sepertiga harta warisan."

Orang yang melaksanakan haji badal disyaratkan sudah melaksanakan haji untuk dirinya baik mampu atau tidak. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Ibnu Abbas r.a., Bahwa Rasulullah saw. mendengar seorang laki-laki berkata, "Aku penuhi panggilan-Mu untuk Syabramah." Rasulullah saw. bertanya, "Apakah engkau telah melaksanakan haji untuk dirimu?" Ia menjawab, "Belum." Beliau bersabda, "Hajilah untuk dirimu kemudian laksanakan haji untuk Syabramah."

 

 

SENARAI INDIVIDU YANG DIHAJIKAN PADA TAHUN LEPAS

GALERI

IKLAN